By. Firwan Firdaus
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama Qolbu”. (HR.Bukhari dan Muslim).
Hati secara harafiah berarti liver, tetapi yang dimaksud hati disini adalah sanubari atau qalbu yang berada di bagian dada, yang menggerakkan perbuatan kita, yang dapat bersifat positif maupun negative. Menjaga hati yang bersih, tidak selalu mudah. Banyak sekali faktor yang sangat menentukan agar hati kita menjadi bersih, bercahaya, bersinar dan selalu terkoneksi kepada Allah Swt. Hati yang bersih akan selalu berkoneksi secara terus menerus dengan Allah Swt, sehingga simpul-simpul syarafnya secara otomatis akan selalu tergerak untuk berbuat kebaikan. Persoalannya, bagaimana caranya agar hati ini selalu terkoneksi dengan Allah Swt?
Langkah pertama, mungkin kita perlu menyiapkan diri terlebih dahulu, bersiap dengan memasang niat yang tulus ikhlas untuk mengikuti semua perintahnya-Nya dan menghindari semua larangan-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “Sesungguhnya (sahnya) amal-amal perbuatan adalah hanya bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatinya”(HR. Bukhari & Muslim). Niat ini nantinya harus di tindak lanjuti dengan tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah ke dua, rajin beribadah, berzikir dan rutin membaca Al-Qur’an. Beribadah tepat waktu dan rutin membaca Al-Qur’an dapat membawa ketenangan kepada jiwa dan raga kita. Rajin beribadah, berzikir setiap saat dan rutin membaca Al-Qur’an berarti kita dalam posisi selalu mengingat Allah. Dalam QS. Ar-ra’du ayat 28, disebutkan bahwa : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Langkah ke tiga, selalu berbuat kebaikan seperti, bersedekah, membantu kesulitan orang lain, baik materi maupun non materi, mudah memaafkan kesalahan orang lain, rajin bersilaturahim. Minimal, dapat memberi saran atau nasehat yang dapat menyenangkan hati orang lain. Hati dan jiwa ini akan semakin bersih di saat kita dapat memberikan kontribusi untuk kebahagiaan orang lain. Rajin bersilaturahim dapat melapangkan rizki dan memperpanjang umur, seperti yang di sabdakan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Barangsiapa ingin di lapangkan rizkinya dan di panjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim” (HR. Bukhari & Muslim).
Langkah ke empat, menjaga hati ini selalu mengingat Allah Swt, se-akan-akan kita akan bakal meninggal besok pagi, disertai selalu konsisten beribadah, berzikir dan berbuat kebaikan. Sebaliknya juga tidak meninggalkan kehidupan duniawi. Tetap berusaha mencari nafkah yang halal untuk keluarga semaksimal mungkin se-akan-akan kita hidup lebih lama. Kehidupan dunia ini harus dijadikan ladang ibadah untuk bekal di akhirat kelak.
Langkah ke lima, menjaga hati agar tidak terkontaminasi oleh penyakit hati, seperti; rasa iri, rasa dengki, sifat sombong, riya, sifat suka marah, pembohong, menjaga emosi tetap stabil, menjaga lisan dan tulisan agar selalu berbicara yang santun dan menulis yang bermanfaat untuk orang lain. Diusahakan agar selalu berada di lingkungan orang yang baik dan rajin beribadah.
Langkah ke enam bahwa kita harus menyadari bahwa hidup di dunia ini adalah ujian, seperti yang dikatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2): ayat 155: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”. Dalam Surat yang lain, Allah mengatakan bahwa:, Aku ciptakan manusia itu untuk diuji dengan berbagai kesusahan {QS. Al-Balad(90): 4}. Kata kuncinya adalah Sabar menghadapi setiap kesulitan, masalah dan musibah.
Indikator hati yang bersih adalah hati ini tidak mempunyai rasa iri, dengki, tidak mudah marah, tidak sombong, tidak riya, tidak pelit, tidak pembohong, dan penyakit hati lainnya. Seseorang yang berhati bersih biasanya mempunyai sifat kesabaran yang tinggi, selalu bersyukur dengan apa yang dia punya, ikhlas berkorban untuk orang lain, selalu riang gembira serta mukanya bercahaya terang benderang.
Seseorang dengan hati yang bersih, biasanya selalu mendapat petunjuk dari Allah Swt ke jalan yang yang lurus. Semoga kita semua termasuk orang yang berhati bersih, dan taat kepada perintah Allah Swt dan terhindar dari penyakit hati yang dapat merusak kehidupan diri kita sendiri dan merugikan orang lain.
*)Dikutip dari karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah berkalung hikmah.
Masyaa Allah, terima kasih nasehatnya Ayah Fifi
Bismillah noto niat lagi, dan menjadi orang yang bersih jiwa dan hatinya. Bismillah
matur nuwun Ayah Fifi
Alhamdulillah. Terima kasih atas kunjungannya Bu Izzuki. Salam sehat
Trimakasih p. Firwan, atas tauziahnya, semoga kita dapat melaksanakan. Aamiin
Alhamdulillah, terima kasih pak Bakti. Salam sehat