By. Firwan Firdaus
Kata Jamu berasal dari bahasa jawa kuno, yaitu: jampi atau usodo yang memiliki arti penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa. Kata Jamu juga sangat identik untuk sebutan obat tradisional Indonesia sehingga Jamu dapat di definisikan: obat tradisional yang berbahan alami warisan budaya yang diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi untuk memelihara kesehatan tubuh. Sedangkan difinisi obat tradisional sendiri menurut Peraturan Menteri Kesehatan adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa ramuan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenic), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sejak zaman dahulu kala, nenek moyang kita di Indonesia sudah sangat akrab dengan berbagai macam tumbuhan, yang kemudian diracik menjadi ramuan jamu yang berkhasiat untuk mencegah, meringankan dan bahkan dapat juga menyembuhkan berbagai penyakit, khususnya penyakit yang tidak terlalu berat.
Indonesia sangat kaya sekali dengan berbagai sumber daya alam yang dapat berfungsi sebagai obat. Indonesia ibarat negeri dengan surga dunia. Indonesia negeri yang sangat luas dengan kepulauan. Ada sekitar 17000 jumlah pulau (data 2021) dengan jumlah penduduk 275,36 juta jiwa (data Juni 2022), dengan 718 bahasa daerah yang tersebar di 34 propinsi di Indonesia (data tahun 2020), ada 1340 suku bangsa (sensus BPS 2010). Jika dikaitkan dengan keanekaragaman hayati, Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan dan 400.000 jenis hewan dan ikan. Ada 9500 spesies tanaman yang diketahui berkhasiat obat dan baru 200 spesies saja yang telah digunakan sebagai bahan baku industri obat tradisional.
Dapat dibayangkan betapa sangat banyak sekali ramuan obat yang dapat dibuat oleh nenek moyang kita zaman dahulu kala. Potensi ini sebenarnya menjadi modal dasar yang sangat hebat jika dapat dikembangkan oleh generasi berikutnya. Jika para ahli dan peneliti kita di bidang kefarmasian, biologi kimia dan pertanian, dapat bersatu melakukan penelitian terus menerus sampai tercipta menjadi bahan baku obat, maka saya yakin kita tidak perlu lagi harus mengimpor bahan baku obat dari luar negeri. Coba di bayangkan nilai import bahan baku obat sangat tinggi sekali yaitu mencapai: Rp.33,28 triliun (data tahun 2021, kurs Rp.14.269 per US dollars) dan nilai impor tersebut akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan yang semakin meningkat serta nilai kurs rupiah yang semakin melemah.
Walaupun obat modern (obat dari bahan kimia) berkembang pesat, tetapi Jamu masih menjadi pilihan yang tidak terkalahkan oleh obat modern, bahkan di zaman yang serba digital saat ini, jamu mulai berkibar dengan konsep back to nature, karena orang mulai sadar bahwa jamu dapat menjadi alternatif yang baik untuk memelihara kesehatan. Jamu mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dipunyai oleh obat modern. Salah satu kelebihan Jamu adalah minim efek samping, sedangkan obat modern sangat kental dengan efek samping yang merugikan. Di dalam bahan jamu ada suatu zat yang disebut sebagai, Side Efek Eliminating Substances (SEES) yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan efek samping obat itu sendiri secara otomatis, sehingga efek samping yang muncul sangat minim sekali. Zat SEES ini tidak pernah ada pada bahan obat modern, sehingga obat modern selalu ada efek samping obat yang kadang dapat menimbulkan keluhan yang berkepanjangan dari pasien.
Di dalam tanaman obat biasanya mempunyai kandungan zat aktif yang sangat banyak sekali dengan kadar yang berbeda-beda, sehingga dapat saja terjadi suatu tanaman obat mempunyai khasiat ganda. Biasanya kandungan zat aktif dengan kadar yang tinggi, yang kemudian mempunyai khasiat yang menonjol untuk pengobatan penyakit tertentu. Perbedaan yang menonjol antara obat modern dan jamu adalah dalam hal aksi obatnya. Aksi obat dalam bentuk jamu biasanya agak lambat dibandingkan obat modern, sehingga sebenarnya jamu lebih tepat untuk tindakan preventif, sedangkan obat modern lebih tepat untuk tindakan kuratif. Oleh sebab itu, dianjurkan minum jamu harus rutin agar khasiatnya lebih terasa. Marilah kita jaga warisan nenek moyang kita ini dengan cara ikut serta mempopulerkan minum jamu sebagai altelnatif terbaik dalam menjaga kesehatan kita semua. Semoga jamu semakin mendunia. Salam sehat.
*)Tulisan ini dikutip dari karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah berkalung Hikmah.