By. Firwan Firdaus
Kita perlu memahami hakekat hidup di dunia ini. Hidup di dunia ini ibarat hanya numpang ngombe kata orang jawa atau hanya sekadar mampir saja untuk selanjutnya menuju alam akhirat. Tujuan hidup manusia di dunia ini adalah semata-mata beribadah kepada Allah Swt, dalam artian setiap kegiatan kita di dunia ini diniatkan dalam rangka beribadah kepada-Nya. “Wa maa khalaqtul jinna wal-insa illa liya’budun”, artinya: “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku”.{QS.Adz-Dzaariyaat(51): 56}. Dunia ini adalah tempatnya ujian untuk semua manusia tanpa kecuali. Semua manusia yang hidup di dunia ini pasti selalu tertimpa masalah atau kesulitan. Hal ini sudah dikatakan oleh Allah Swt di dalam OS. Al-Balad ayat 4: “Laqad khalaqnal-insana fi kabad”, artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Kesenangan yang ada di dunia ini adalah kesenangan yang menipu. Kesenangan yang sebenarnya adalah di akhirat nanti, sehingga persiapkan diri selama hidup di dunia ini dengan amal yang baik dan di redhoi oleh Allah Swt.
Kunci utama sukses hidup di dunia sekalugus mulia di akhirat adalah kunci pertama: bersabar, kunci kedua: bersyukur dan kunci ketiga: Ikhlas melaksanakan pekerjaan dan perbuatan baik. Kunci pertama, bersabar sangat mudah diucapkan tetapi sangat sulit dilaksanakan. Orang yang sabar, pasti akan mendapatkan pertolongan dari Allah, seperti yang dikatakan-Nya di dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah {2}: 153). Kesabaran seseorang dapat menjadi indicator utama keimanan seseorang. Kenyataannya sehari-hari, banyak sekali orang tidak dapat bersabar di saat mendapat kesulitan, kesusahan, saat antrian atau saat memburu sesuatu yang bersifat materi. Kunci kedua, Bersyukur juga banyak yang melupakan karena terlena menikmati anugerah Allah tetapi lupa bersyukur. Padahal ancaman Allah terhadap orang tidak bersyukur sangatlah dahsyat sekali hukumannya, seperti yang dikatakan-Nya dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim {14}: 7).
Kunci ke tiga, Ikhlas juga sangat berat dilaksanakan. Ikhlas menurut KBBI adalah bersih hati, tulus hati memberi pertolongan. Ikhlas menurut agama Islam adalah sikap yang menjadikan niat hanya untuk Allah Swt saja saat beribadah, bukan riya atau sombong karena mengharapkan pujian dari manusia. Konsep ikhlas menurut Al-Qur’an: “Katakanlah, Tuhan menyuruhku berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap sholat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula”. (QS.Al-A’raf {7}: 29). Di surat yang lain Allah mengatakan: “Dialah yang Maha Hidup, tidak ada tuhan selain Dia. Maka sembahlah Dia dengan tulus Ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”. (QS. Ghafir {40}: 65). Dalam kenyataannya sehari-hari, banyak manusia yang sulit sekali melaksanakan konsep Ikhlas ini karena Ikhlas memerlukan pengorbanan mental dan hati yang tulus.
Kunci pelengkap untuk sukses hidup di dunia sekaligus mulia di akhirat adalah Kunci pelengkap pertama: “Damai”, Kunci pelengkap Kedua: “Kasih Sayang” dan Kunci pelengkap ke tiga adalah “Bermanfaat”. Kata Damai menurut KBBI berarti aman, tidak ada perang, tidak ada kerusuhan. Damai yang dimaksud adalah adanya perasaan yang aman dan tenteram didalam hati. Walaupun banyak terjadi yang kontradiktif terjadi di dunia ini tetapi hatinya tetap merasa aman dan tenteram. Hatinya tidak terkontaminasi oleh keadaan di dunia yang penuh konflik sana-sini. Allah Swt juga menyuruh kita untuk selalu berdamai, seperti yang dikatakan-Nya di dalam Al-Qur’an: “Dan Jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. Al-Anfal {8}: 61). Nabi Muhammad Rasulullah SAW diutus juga dalam rangka mewujudkan kedamaian, harmonis, saling menghargai, adil dan bersatu padu dalam menjalani kehidupan di dunia. Sangat beruntunglah setiap manusia yang mempunyai rasa damai di dalam hatinya.
Kunci pelengkap kedua, “kasih sayang”. Secara bahasa, kasih sayang berarti, amat suka, mencintai. Pengertian secara umum, kasih sayang adalah perasaan yang baik dan senang dari seseorang kepada orang lain. Dalam konteks hubungan wanita dan pria, kasih sayang dapat berupa perasaan cinta. Dalam konteks agama islam, kasih sayang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang” (QS. Maryam {19}: 96). Setiap orang yang berperilaku baik sudah pasti mempunyai perasaan kasih sayang karena rasa kasih sayang tertanam di dalam hati nurani yang terdalam. Masyarakat akan aman dan sejahtera jika setiap manusia mempunyai rasa kasih sayang dengan sesamanya. Kenyataan sehari-hari di masyarakat, masih ada orang yang suka menyakiti orang lain bahkan ada orang yang sangat kejam membunuh orang lain tanpa merasa bersalah.
Kunci pelengkap ketiga adalah “Bermanfaat”. Secara bahasa bermanfaat berasal dari kata manfaat yang berarti, berguna, berfaedah. Secara umum, kata bermanfaat berarti berguna untuk orang lain. Kehadirannya mempunyai nilai tambah yang ada gunanya untuk orang lain. Rasulullah SAW pernah berkata: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain”. (HR. Ath-Thabrani). Manfaat yang kita berikan kepada orang lain, sesungguhnya kebaikannya akan kembali kepada diri kita sendiri, seperti yang difirmankan Allah SWT: “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik untuk diri kalian sendiri”. (QS. Al-Isra’ [17]: 7). Rasulullah juga pernah mengatakan bahwa; “Barangsiapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya, maka Allah (akan senantiasa) membantu keperluannya”. (HR Bukhari). Menjadi karakter yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang ingin sukses hidup di dunia dan sekaligus untuk persiapan di akhirat.
Kunci sukses lain sebagai penunjang untuk kesuksesan hidup di dunia dan mulia di akhirat adalah mempunyai hati yang selalu bersih, selalu berpikir positif, rajin beribadah, senantiasa mengingat Allah, dan berada di lingkungan orang-orang yang baik. Untuk mencapai itu semua harus ditunjang juga dengan kesehatan fisik, mental dan otak yang segar. Kesehatan fisik dapat dicapai dengan berolahraga secara rutin. Kesehatan mental dapat diperoleh dengan rajin berdoa, berzikir, mempelajari ilmu agama secara mendalam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan otak dapat diperoleh dengan selalu belajar, banyak membaca, dan rajin menulis. Otak kanan dan otak kiri harus selalu diasah agar tidak mudah pikun, tetap segar sampai tua sekalipun. Semoga kita semua mendapatkan kesuksesan hidup di dunia dan mulia di akhirat.
*)Tulisan ini dikutip dari karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah Berkalung Hikmah.
Trimakasih p. Firwan, sharing tulisanya.