By. Firwan Firdaus
Di Era informasi dan digital saat ini, media sosial (medsos) adalah sarana pergaulan yang sangat biasa diikuti oleh hampir seluruh masyarakat mulai dari kalangan atas sampai bawah. Media sosial seperti menu wajib untuk sebagian besar manusia, sudah mirip makanan sehari-hari yang tidak boleh lupa sedikitpun. Handphone (HP) sebagai alat penerima di dalam bermedia sosial sudah menjadi barang sakti yang tidak boleh ketinggalan. Saking saktinya HP, ada pendapat orang bahwa kurang makan atau kehilangan uang, mungkin tidak masalah tetapi kehilangan HP dapat membuat orang kelimpungan, seperti ada yang kurang di dalam dirinya. Ketergantungan manusia terhadap HP sebagai tempat curhat segala macam, sudah sampai pada tahap kritis yaitu kecanduan melebihi kecanduan obat apapun. Di Medsos banyak sekali informasi yang berseliweran yang kadang-kadang tidak jelas sumbernya. Parahnya orang lebih senang copy paste dan mengirim segala macam sticker tanpa perlu susah payah menulis. Padahal dengan hanya copy paste dan mengirim sticker, justru merugikan diri sendiri dan orang lain, karena otak kiri dan otak kanan-nya tidak bekerja sama sekali. Sticker yang dikirim dapat merugikan orang lain karena dapat mengurangi memori di HP orang lain, bahkan dapat menyebabkan HP orang lain cepat crowded dan hangs.
Otak kiri berfungsi berpikir logika sedangkan otak kanan untuk mengungkapkan perasaan. Energi otak yang tidak terpakai, sangat berpotensi menjadi beku dan merusak otak secara perlahan-lahan. Jika otak kiri dan kanan jarang digunakan maka berakibat orang menjadi semakin bodoh dan menyebabkan otaknya tidak sehat. Ibarat orang hidup tanpa olahraga atau berolahraga tetapi tidak berkeringat sehingga lama kelamaan menjadi sakit. Ibarat mesin mobil, jika lama tidak dipakai, mesinnya justru cepat rusak. Begitu juga otak, kalau tidak pernah digunakan atau kalau tidak pernah dilatih maka lama kelamaan menjadi sakit. Akibatnya dapat bermacam-macam seperti, stroke, pelupa, pikun, pemalas, dan sebagainya. Orang yang suka copy paste dan mengirim sticker dapat mengurangi kerjanya otak. Otaknya seperti tidak difungsikan maksimal sehingga dapat mempercepat terjadinya penyakit tertentu dan yang jelas akan kesulitan jika harus menulis sesuatu karena otaknya tidak pernah terlatih untuk menulis. Untuk menormalkan kesehatan otak, seharusnya dihindarkan sifat pemalas untuk menulis. Harus konsisten menghindari dari copy paste dan mengirim sticker. Stop total menggunakan sticker dan copy paste di medsos. Menulislah walaupun hanya satu kalimat ataupun hanya satu kata.
Selain melatih untuk kesehatan otak, kebiasaan menulis sendiri di medsos juga menghindarkan diri dari sifat pemalas dan minimal terhindar dari berbagai penyakit yang bersumber dari otak. Dengan membiasakan diri menulis sendiri di medsos, paling tidak dapat terhindar dari mengirim berita-berita yang bersifat hoaks. Dengan menulis sendiri, tentunya kita akan lebih hati-hati dan bertanggung-jawab dalam menulis hal-hal yang sensitive karena tulisan yang kita tulis akan dibaca berkali-kali sebelum dikirim. Menulis di medsos perlu kehati-hatian yang tinggi karena jika kita salah memaknai dapat berakibat fatal. Menulis di medsos, dampaknya sangat luar biasa. Sering terjadi gara-gara tulisan kita yang kurang cermat dan kurang cerdas, menimbulkan masalah besar dan resikonya dapat dituntut, ditangkap atau malah masuk penjara. Oleh karena itu pikir dulu sebelum menulis, hati-hati jari jemari, jangan mudah mengupload sesuatu. Perlu diingat! jejak digital tidak dapat dihapus, selamanya akan membekas. Pikir dulu sebelum menulis, jagalah hati, jaga jari jemari, jangan sampai masuk jeruji.
Pengetahuan berbahasa yang baik juga sangat penting dalam bermedsos ria. Menulislah yang sopan, santun, tidak mempergunjingan masalah etnis, agama, adat dan budaya, kecuali khusus untuk penelitian sosial di kalangan kelompok akademik terbatas. Pada hakekatnya menulis itu harus dengan melibatkan rasa dan bermakna. Rasa disini adalah dalam konteks bahwa menulis melibatkan hati nurani atau perasaan yang terdalam sehingga tulisan yang dihasilkan sudah melalui saringan yang berkali-kali dipikirkan. Hati nurani yang terdalam biasanya selalu bersifat positif, sedangkan jika hanya menulis dengan otak saja, dapat menimbulkan persepsi negative. Tulisan juga harus bermakna atau bermanfaat untuk orang lain. Tanpa makna, tulisan tersebut menjadi sia-sia, tidak ada nilai positifnya untuk orang lain. Menulis di medsos itu, ibarat pisau bermata dua. Jika benar dan bagus tulisannya maka akan mendapatkan apresiasi dari pembacanya, tetapi jika tulisannya tidak benar dan menimbulkan kontraversial maka dapat menghancurkan diri sendiri. Untuk memperkaya karya tulisan yang berkualitas, perlu banyak membaca dengan mempunyai referensi yang memadai.
Dengan sering menulis, minimal otak kita dapat berfungsi normal. Jangan mengikuti perasaan yang malas, dengan hanya copy paste dan sticker. Dengan hanya menghandalkan copy paste dan mengirim sticker, justru memunculkan kemalasan otak untuk selalu berpikr normal. Dalam jangka panjang, berakibat munculnya berbagai penyakit yang berasal dari kerusakan otak. Penyakit karena kerusakan otak , biasanya sangat sulit disembuhkan karena bersifat irreversible. Sebagai contoh, penyakit stroke, pikun, pelupa, malas, dan sebagainya. Lebih baik mencegah sakit lebih awal daripada mengobati diwaktu sakit Oleh karena itu, tinggalkanlah copy paste dan sticker. Marilah membiasakan diri untuk selalu menulis walaupun hanya satu kalimat atau satu kata saja. Menulis itu Sehat. Sehat itu adalah perilaku yag baik. Menulis dengan perilaku yang baik adalah sangat sehat. Salam sehat.
*)Tulisan ini dikutip dari karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah berkalung Hikmah.