By. Firwan Firdaus
Tadi malam hari Senin tanggal 20 Desember 2021 sekitar jam 20.00 pm, saya dikejutkan dengan berita lelayu berpulangnya sabahatku Nyoto Wardoyo menghadap Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa. Sahabatku Nyoto Wardoyo adalah teman se-angkatanku pada waktu berkuliah di Fakultas Farmasi UGM di awal tahun 1978. Beliau termasuk mahasiswa yang cerdas dan rajin, suatu kombinasi yang ideal untuk menjadi orang yang sukses. Pada tahun 1978, sebenarnya beliau di terima juga di Fakultas kedokteran UNS, bahkan menurut penuturan beliau, sudah membayar uang masuk dan uang SPP untuk jangka waktu satu tahun penuh. Akan tetapi beliau lebih memilih kuliah di Fakultas Farmasi UGM karena beliau agak takut dengan jarum suntik.
Sahabatku Nyoto Wardoyo juga pernah mengatakan bahwa beliau sangat terkesan dengan kemahiran para kiyai zaman dulu yang dapat mengobati orang dengan ramuan dari tanaman obat. Suatu ketika pada saat kecil beliau pernah sakit demam, oleh seorang kiyai, beliau diobati dengan ramuan berupa jamu. Alhamdulillah, beliau sembuh. Sejak itu beliau bercita-cita ingin menjadi pembuat obat khususnya dari herbal, yang saat sekarang dikenal sebagai profesi Apoteker. Beliau termasuk anak yang berhasil, sukses dan cerdas bersekolah sejak sekolah dasar, SMP dan SMA di Wonogiri, sampai berkuliah di Fakultas Farmasi UGM. Beliau termasuk orang yang sangat gigih dan rajin dalam mempelajari sesuatu.
Beberapa tahun kemudian yaitu tahun 1983 sahabatku Nyoto Wardoyo berhasil mencapai cita-citanya menjadi seorang Apoteker dengan prestasi yang sangat membanggakan. Dan tanpa diduga beliau mendapat tawaran bekerja di pabrik jamu di kampung halamannya di Wonogiri. Pabrik jamu tersebut dulunya tidak banyak dikenal masyarakat, namun pabrik jamu tersebut saat ini sangat terkenal dan serba modern, itulah Pabrik Jamu Deltomed. Produksinya banyak yang laris di pasaran dan sangat beragam seperti; Antangin, StrongPas, pil Tuntas, Kojima, dan sebagainya. Karir beliau sangat cepat menanjak, baru 2 tahun bekerja, beliau diangkat menjadi Presiden Direktur di Perusahaan tersebur karena Presdir yang lama meninggal dunia. Di tangan beliau Pabrik jamu Deltomed melaju dengan cepat. Sahabatku Nyoto Wardoyo ini memang sangat beruntung, beliau berada di tempat yang tepat dan di saat yang tepat sesuai dengan cita-citanya semula.
Sahabatku Nyoto Wardoyo, disamping cerdas dan rajin, beliau juga sangat ulet dan tangguh dalam berbisnis. Disamping sebagai Presdir di PT Deltomed, beliau juga mempunyai bisnis pom bensin, yang letaknya persis di depan rumahnya di Wonogiri. Beliau juga pernah bercerita bahwa beliau juga mempunyai bermacam-macam bisnis yang bekerja sama dengan orang lain. Kehidupan beliau sehari-hari memang full sebagai businesman sejati. Walaupun beliau sibuk berbisnis, beliau masih sempat membantu orang lain, seperti, membantu pembangunan mesjid di dekat rumahnya beserta peralatannya, membantu temannya yang kesusahan, dan sebagainya. Beliau juga sangat royal terhadap teman-temannya. Beliau sering mengajak sekaligus mentraktir teman-temannya berkumpul sekedar mengobrol, tertawa bersama, sambil mencicipi makanan di berbagai restoran di daerah Solo.
Satu bulan sebelum beliau berpulang, saya sempat diundang beliau ke Wonogiri, berbincang tentang berbagai hal dan juga merencanakan keinginan beliau untuk membuat Biografi beliau kepada saya. Bahkan dua minggu sebelum beliau wafat, beliau sempat berbincang dengan saya melalui google meet. Beliau bercerita tentang orang tuanya dan kehidupannya semasa kecil. Sayang sekali keinginan beliau belum dapat terwujud karena lebih dulu dipanggil Allah Swt. Kehidupan ini memang mistery, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui apapun yang terjadi. Sedetik kemudian adalah milik Allah Swt. Sahabatku Nyoto Wardoyo memang sangat baik dan fenomenal. Beliau sudah meninggalkan kesan dan kenangan yang sangat sulit dilupakan. Kami semua berdoa untukmu Mas Nyoto Wardoyo. Semoga arwahmu diterima ditempat yang terbaik di sisi Allah Swt. Semoga semua amal ibadahmu diterima oleh Allah Swt. Aamiin ya rabbal ‘alamiin. Selamat jalan Mas Nyoto Wardoyo.
Semarang, 21 Desember 2021.
*)Tulisan ini dikutip dari karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah Berkalung Hikmah.