By. Firwan Firdaus
Menurut versi orang Indonesia, orang dikatakan Lansia ketika berumur lebih dari 60 tahun, sedangkan menurut WHO, umur 18 sampai 65 tahun masih tergolong pemuda. Umur 66 sampai 79, masih disebut setengah baya dan yang disebut orang tua adalah di usia 80 sampai 99 tahun. Usia diatas 100 tahun disebut orang tua berusia panjang. Kalau menurut versi Kementrian Kesehatan, umur 56 sampai 65 tahun disebut Lansia, sedangkan umur diatas 65 tahun, disebut Manula. Suatu keuntungan katagori Lansia adalah mendapat diskon sampai 20% saat menggunakan transportasi Kereta Api. Menjadi seorang Lansia memang tidak mudah. Banyak suka duka yang harus dihadapi saat berusia katagori Lansia. Secara fisik, sangat jelas sudah jauh berbeda. Semua fungsi organ tubuh sudah mulai menurun. Secara mental juga cenderung mengalami degradasi, terutama jika seseorang yang dulunya pernah sangat berkuasa sekali, tetiba sekarang hilang begitu saja. Orang menyebutnya penyakit post power syndrome.
Penyakit fisik yang sering menimpa para lansia antara lain, lutut terasa nyeri, nyeri di pinggang bahkan kadang nyeri di seluruh badan, mudah lelah, mata terkena kataraks, diabetes, hipertensi, vertigo; se-akan-akan dunia berputar, nyeri di bagian dada, nyeri di bagian perut, kanker prostat, nilai asam urat tinggi, nilai kolesterol tinggi, gejala stroke, batu ginjal, batu empedu dan sebagainya. Masing-masing orang mungkin bervariasi penyakit yang muncul. Penyakit non fisik atau penyakit mental yang sering muncul yaitu; penyakit lupa, daya ingat sangat menurun, mudah tersinggung atau sangat sensitive, emosi tidak stabil, suka sekali bercerita kejayaan masa lalu, dan sebagainya. Penyakit fisik maupun non fisik secara teori masih dapat dikendalikan jika sering berkonsultasi dengan dokter sesuai bidang keahliannya. Kenyataan sehari-hari, banyak orang yang sakit lebih cepat karena persoalan gaya hidup yang kurang sehat atau sebab lainnya yang kurang mengikuti aturan kesehatan yang lazim.
Banyak factor yang menyebabkan lansia mudah sekali menderita sakit. Gaya hidup masa lalu yang kurang sehat sangat menentukan kesehatan di masa lansia seperti, bekerja terlalu keras atau berlebihan, tidak pernah berolahraga, tidak pernah bersantai atau berlibur mengistirahatkan kegiatan rutin, cara berpikir yang terlalu ruwet, ambisi yang terlalu besar tetapi kemampuan kurang, kurang dekat dengan Allah Swt karena terlalu mengandalkan logika tanpa memikirkan hal yang ghoib dari Allah, terlalu mencintai dunia sehingga melupakan akhirat, kurang menyadari bahwa diatas langit masih ada langit, emosi yang mudah meledak-ledak atau pemarah, mau menang sendiri sehingga tidak menghargai pendapat orang lain, suka mempertentangkan otak kiri dan otak kanan, dan sebagainya.
Ada banyak cara agar kehidupan sebagai Lansia masih menyenangkan dan bahagia. Pertama, kita harus menyadari bahwa umur itu kekuasaan Allah Swt, oleh karena itu, bersyukurlah saat masih diberi kesempatan berumur panjang. Ke-dua, Kita harus menyadari bahwa waktu yang tersisa hanya tinggal sedikit, oleh karena itu; manfaatkanlah sisa waktu itu untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya, berbuat kebaikan sebanyak mungkin, bersedekah baik materi maupun non materi, hilangkanlah semua pikiran yang negative, berpikirlah positive agar ada ketenangan lahir dan batin. Ke-tiga, harus banyak berolahraga ringan disesuaikan dengan keadaan fisik masing-masing orang. Ke-empat, banyak menjalin silaturahim dengan teman-teman sebaya. Silaturahim dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Ke-lima, bergembiralah dan banyak tersenyum agar hidup ini terasa indah dan menyenangkan.
Selalu berpikir positif dan hati yang bersih menjadi salah satu factor utama yang dapat menunjang kebahagiaan hidup seorang lansia. Pikiran dan hati yang bersih memang perlu mendapat perhatian yang serius, karena pada orang tua atau lansia sering terkena penyakit psiko-somatik yaitu suatu penyakit pikiran dan/atau penyakit hati yang berpengaruh langsung terhadap fisik. Tanda-tanda fisik orang yang berhati bersih adalah mukanya yang bersih, seperti ada cahaya terang muncul dari mukanya yang ber-seri-seri dan enak dipandang, senyumannya terlihat menarik, manis dan tulus. Perilakunya selalu baik, suka menolong orang lain, berempati terhadap kesusahan orang lain, rajin bersedekah, dan yang pasti sangat rajin beribadah. Biasanya jika rajin membaca Al-Qur’an dan berzikir, yang diikuti dengan selalu mengikuti perintah Allah dan menghindari dari larangan-Nya, maka cahaya itu akan muncul sendiri di mukanya.
Sehat dan sakit adalah takdir dari Allah Swt, tetapi kita wajib berusaha mematuhi amanah dari Allah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Waktu detik demi detik terus berjalan tanpa permisi dan waktu yang hilang, tidak akan pernah kembali lagi. Mumpung masih ada waktu marilah kita berlomba-lomba berbuat kebaikan. Jadilah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Bersyukurlah dengan apapun yang kita punya. Semoga kita termasuk orang yang selalu dekat dengan Allah Swt dan mendapat perlindungan-Nya. Aamiin ya rabbal ‘alamiin. Salam sehat.
*)Tulisan ini dikutip dari karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah Berkalung Hikmah.