By. Firwan Firdaus
Waktu berjalan terus tanpa kita sadari dan tanpa permisi. Tetiba waktu sudah sampai di pengujung tahun 2023. Menjelang akhir tahun 2023 ini kita perlu sedikit merenung tentang diri kita masing-masing. Apapun yang sudah kita perbuat selama tahun 2023 perlu kita evaluasi secara menyeluruh dan komprehensif. Mungkin banyak sekali kesalahan dan kelalaian kita dalam memanfaatkan waktu ditahun 2023. Untuk menilai evaluasi pekerjaan yang sudah kita laksanakan selama tahun 2023, kita perlu menentukan parameternya. Parameter yang baik adalah berdasarkan ridhonya Allah Swt. Untuk itu, agaknya kita perlu merenungkan sabda Rasulullah SAW: “Ada tujuh golongan yang akan diberi naungan Allah di hari kiamat, pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya, yakni; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh sebagai hamba yang senantiasa beribadah kepada Allah, seseorang yang mengingat Allah di tempat sunyi sehingga air matanya berderai, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid (suka berjamah di masjid), dua orang yang saling mencintai karena Allah, seorang lelaki yang diajak berhubungan oleh seorang wanita cantik dan kaya lalu dia menolaknya dengan mengatakan, “Aku takut kepada Allah”, dan seseorang yang bersedeqah secara sembunyi sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya”. (HR Bukhari dan Tirmizi).
Dari sabda Rasululah tersebut, kita perlu melakukan intropeksi diri, apakah kita sudah melaksanakan semua hal yang diperintahkan? Pertanyaan ini sangat penting untuk masing-masing diri kita, agar kita selalu waspada untuk selalu mengerjakan sesuatu yang terbaik berdasarkan naungan Allah Swt. Kalau kita selama ini kita menjadi pemimpin, minimal pemimpin rumah tangga, apakah kita sudah berbuat adil? Apakah kita sudah taat beribadah sesuai perintah Allah Swt? Apakah kita selalu mengingat Allah Swt, baik diwaktu senang maupun susah? Apakah kita benar sudah takut kepada Allah Swt? Apakah kita selalu senang sholat berjamah di masjid? Dan Apakah kita sudah bersedeqah kepada yang membutuhkan? Semua pertanyaan tersebut diatas, perlu kita resapi dan diamalkan sesuai kemampuan kita. Hal ini sebagai perwujudan rasa Syukur kita kepada Allah Swt serta sebagai perwujudan rasa patuh kita terhadap sabda Rasulullah SAW. Kebahagiaan yang terbesar sebetulnya ketika kita dapat bersujud lama sambil memohon ampun dan bertobat kepada-Nya dengan sepenuh jiwa raga kita sehingga bergetar hati ini dan menangis tersedu-sedu berurai mata memohon dengan sangat ampunan dari-Nya.
Hati yang selalu bersujud kepada Allah Swt menunjukkan seseorang itu sudah memahami tujuan hidup di dunia ini yaitu, dalam rangka beribadah kepada-Nya. Menata hati tidak selalu mudah. Banyak sekali godaan dunia yang dapat menggoyahkan hati ini utuk berbuat yang bertentangan dengan perintah Allah. Setan selalu menggoda manusia yang masih lemah imannya. Iman seseorang dapat turun naik, tergantung pengaruh situasi lingkungan hidup sekitarnya. Banyak cara yang dapat diakukan agar hati ini selalu tunduk mencari ridho Allah Swt. Salah satu caranya adalah menerapkan 7 golongan orang yang dibawah naungan Allah sesuai hadist tersebut diatas. Mengamalkan sesuatu yang baik biasanya sangat berat godaannya terutama untuk orang yang berada di lingkungan yang tidak baik atau tidak ada support dari orang tua atau teman-temannya. Sebaliknya, berbuat yang tidak baik sangat mudah sekali karena godaan setan datang bertubi-tubi yang kelihatannya menyenangkan. Selalu waspada terhadap godaan setan menjadi suatu keharusan dan konsisten menolak hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah Swt. Godaan yang paling berat adalah mengendalikan hawa nafsu kita sendiri. Nafsu ingin terus berkuasa, nafsu ingin cepat kaya, nafsu ingin serba instant dalam mencapai sesuatu, dan sebagainya.
Kesibukan terhadap dunia sering membuat manusia lupa untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu se-sibuk apapun kita, jangan sampai melupakan urusan mempersiapkan bekal untuk akhirat. Orang yang cerdas akan mengutamakan bekal untuk akhirat dibandingkan bekal untuk dunia. Seharusnya urusan akhirat lebih diutamakan dibandingkan urusan dunia. Siapa saja yang lebih mengutamakan memikirkan akhirat, insyaaAllah Allah Swt akan memudahkan urusan dunianya. Sebaliknya jika kita hanya memikirkan dunia, tanpa mengutamakan akhirat maka yang di dapat hanya kegelisahan dunia yang penuh dengan masalah yang tidak akan ada kata selesai. Mungkin kita perlu merenungkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut: “Barangsiapa yang tenggelam dalam kehidupan dunia, niscaya Allah cerai beraikan semua urusannya, kehidupannya menjadi fakir, dia tidak mendapatkan apa-apa dari dunia kecuali sekedar yang ditetapkan baginya. Dan barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, niscaya Allah penuhi semua keperluannya, kehidupannya akan terasa lapang, dan dunia akan tunduk kepadanya” (HR Ibnu Majah).
Bersyukur, bersabar dan Ikhlas menjadi kata kunci dalam mengarungi kehidupan didunia ini. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS. Ali Imran:144). Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian {QS. Ibrahim:7}. Dan bersabarlah kalian. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Al-Anfal:46). Ikhlas adalah mengerjakan sesuatu dengan penuh ketulusan karena Allah semata. Sungguh indah hidup ini jika dapat melaksanakan semua perintah Allah Swt dan dapat pula menghindari segala larangannya. Ingatlah, hanya dengan selalu mengingat Allah, hati menjadi tenteram (QS.Ar-Rad: 28). Mungkin kita juga perlu merenungkan yang dikatakan Prof. Sabar Narimo (Dosen UMS) sebagai berikut: “Jagalah hati karena hati akan mempengaruhi pikiran. Jagalah pikiran karena pikiran akan mempengaruhi ucapan. Jagalah ucapan karena ucapan akan mempengaruhi perbuatan. Jagalah perbuatan karena perbuatanmu akan menjadi karaktermu. Karaktermu akan menentukan nasib anak-anakmu. Bapak polah anak kasolah”.
Selamat berlibur di akhir tahun 2023 dan Selamat datang tahun 2024. Semoga kita semua selalu mendapatkan lindungan Allah Swt. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.
Salam sehat.
Semarang, 31 Desember 2023.