By. Firwan Firdaus
Olahraga nordic walking termasuk olahraga yang sangat baru di Indonesia. Olahraga ini bersala dari dari negara-negara Skandinavia, khususnya Finlandia dan sebagian negara-negara di Eropa. Olahraga ini menggunakan dua tongkat saat berjalan kaki. Tongkat yang selama ini identik sebagai alat bantu untuk orang sakit, dapat berfungsi sebagai alat yang sangat bermanfaat untuk dijadikan olahraga. Orang yang tidak menahu pada awalnya mengira yang membawa tongkat itu orang sakit padahal itu adalah alat bantu utama untuk kegiatan olahraga Nordic walking. Nordic walking menggunakan dua tongkat yang berfungsi ganda, disamping menahan beban badan, juga berfungsi menguatkan otot-otot badan, hampir 85% otot-otot dapat bergerak melalui Gerakan dua tongkat tersebut. Tangan yang selama ini menganggur jika berjalan, menjadi sangat aktif bergerak, sehingga otot tubuh juga ikut bergerak serentak.
Olahraga Nordic walking baru dikenal di Indonesia pada tahun 2019. Pada mulanya di tahun 2017, seorang bapak yang bernama Sumartoyo yang hobby berjalan kaki, seorang dosen Sekolah Tinggi manajemen PPM di Jakarta, bertemu dengan seorang temannya yang baru pulang dari Amerika Serikat menawarkan dirinya untuk berjalan dengan dua tongkat yang sudah popular di Amerika Serikat. Awalnya beliau menolak menggunakan tongkat dengan mengalas bahwa tongkat itu hanya untuk orang sakit. Dengan penjelasan yang panjang lebar oleh temannya, akhirnya bapak Sumartoyo tertarik ikut mencoba sepasang tongkat tersebut. Pada akhirnya di tanggal 23 April tahun 2019, beliau bersama teman-teman mendirikan Komunitas Jalan Nordik Indonesia atau disingkat KJNI. Olahraga nordic walking ini, akhirnya menyebar ke seluruh Indonesia. Saat ini sudah ada KJNI di Yogyakarta, KJNI Surabaya, KJNI Semarang dan berbagai kota lainnya.
Pada tanggal 28 Juli 2023 di acara Kajian Sepesial Jumat Malam (KSJM) IRo-Society melalui zoom meeting dijelaskan tentang manfaat olahraga Nordic walking oleh keynote speaker dan tiga pembicara yaitu, Prof. Imam Robandi sebagai keynote speaker, Bapak Lukman Kudonarpodo,SH.,MIR, Ketua KJNI Yogyakarta, Dr.dr.Koernia Swa Utomo,Sp.B(K), Ketua KJNI Surabaya, Prof.Dr.Ir.Djatmiko Ichsani,M.Eng, Ketua ITS Nordic Walking Community. Prof. Imam Robandi menjelaskan kisah pertama kali mengenal olahraga Nordic walking ini yaitu saat mengikuti acara di UGM Yogyakarta, Bapak Lukman menjelaskan panjang lebar tentang sejarah masuknya olahraga Nordic walking ke Indonesia dan manfaar yang didapat saat melaksanakan olahraga ini. Dokter Koernia menjelaskan manfaat olahraga Nordic walking ditinjau dari kesehatan fisik. Prof. Djatmiko menjelaskan tentang proses berdirinya komunitas Nordic walking ini di ITS.
Prof. Imam Robandi baru mengenal olahraga Nordic walking saat mengikuti acara di UGM diawal bulan Juli tahun 2023. Pada saat acara santai beliau dan teman-teman diberi masing-masing sepasang tongkat atau nordic walking stick. Beliau merasa heran, baru berjalan sebentar saja sudah berkeringat cukup banyak. Tadinya beliau mengIra bahwa berkeringat karena mungkin terlalu banyak berpikir cara praktik berjalan dengan tongkat nordic. Padahal sebenarnya hal ini terjadi karena memang pergerakan otot dari efek penggunaan tongkat tersebut, sehingga menimbulkan keluarnya keringat. Bapak Lukman menjelaskan Nordic walking dikenal di Finlandia sejak tahun 1900-an, sebagai alternatif olahraga pengganti ski di musim panas. Mulai secara serius dikembangkan pada tahun 1990 oleh Director of Central Association for Recreational Sports & Outdoor activity. Tongkat Nordic ini merupakan modifikasi dari tongkat ski, disesuaikan dengan kebutuhan olahraga Nordic walking. Di Tingkat International sudah organisasinya yaitu International Nordic Walking Federation. Didirikan di Finlandia pada tahun 2000. Tujuan oerganisasi ini adalah untuk mengembangkan Nordic walking education secara Internasional, menciptakan global network untuk para instruktur, mengadakan penelitian nordic walking dari aspek sport, fitness dan kesehatan. Bapak Lukman juga menjelaskan bahwa pergerakan otot nordic walking mencapai 90%, sedangkan jika berjalan saja tanpa tongkat hanya 50%, dan jika bersepeda hanya 45%. Beliau juga menjelaskan cara menggunakan stick nordic yang benar untuk memperoleh hasil yang maksimal yaitu, pertama: Badan tegap, Langkah ritmis, ayunan lengan usahakan sampai ke belakang, Kedua: Posisi stick miring ke belakang, Ketiga: Pegang stick jangan terlalu ketat bahkan waktu ayunan ke belakang genggaman di longgarkan.
Dokter Koernia menjelaskan tentang metabolisme carbohidrat, protein dan lemak dan koversi karbohidrat ke lemak atau sebaliknya, juga konversi dari karbohidrat ke protein atau sebaliknya serta konversi dari protein ke lemak atau sebaliknya. Ketiga komponen tersebut yaitu karbohidrat, protein dan lemak saling berkaitan di dalam siklus Krebs. Dapat disimpulkan bahwa di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme oksidasi karbohidrat, protein dan lemak sehingga menghasilkan CO2, H2O dan energi. Metabolisme lipid, karbohidrat dan protein terjadi secara dinamik, sehingga metabolisme lemak, karbohidrat dan protein sangat erat hubungannya satu sama lain. Dijelaskan juga bagaimana pengaruh jalan nordic terhadap otot-otot tubuh. Beliau juga menjelaskan bahwa olahraga nordic walking ini sangat cocok untuk pasien penderita osteo-arthritis. Dengan rajin olahraga nordic walking dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Beliau juga menjelaskan, kalori yang dikeluarkan melalui olahraga ini cukup besar, sehingga dapat menyehatkan fisik secara keseluruhan.
Prof. Djatmiko menjelaskan bahwa beliau diminta Prof. Imam Robandi untuk menjadi pengurus nordic walking di ITS. Beliau juga baru menahu tentang nordic walking itu di saat mengikuti acara di UGM bersama Prof. Imam Robandi di awal bulan Juli 2023. Sekarang sudah terbentuk ITS Nordic Walking Community dengan anggotanya semua dosen ITS dan juga ada yang dari luar ITS. Jadwal latihan mereka setiap hari Sabtu dan Ahad pagi. Menurut pengakuan beliau bahwa setelah menekuni olahraga Nordic walking ini, rasa sakit di lututnya sudah jauh berkurang. Dari hasil diskusi zoom meeting tersebut dapat disimpulkan bahwa olahraga Nordic walking sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik secara keseluruhan, khususnya untuk orang yang sudah berumur diatas 50 tahun. Olahraga nordic walking ini adalah olahraga nomor dua terbaik setelah berenang.
Semarang, 29 Juli 2023.
*)Dikutip dari Karya buku Firwan Firdaus yang berjudul: Kisah Berkalung Hikmah.