By. Firwan Firdaus

Hidup itu sebenarnya indah kalau kita tahu kunci utama untuk menjalaninya. Pertama kali hal yang sangat penting harus diketahui adalah kita harus memahami ; mengenal diri kita sendiri, tanyakan diri kita, untuk apa kita diciptakan oleh Allah dan apa tujuan hidup kita sebenarnya. Seperti yang dikatakan dalam hadis Qudsi; “Man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa robbahu”. artinya; Barang siapa mengenal dirinya maka kenallah Tuhannya. Banyak orang frustrasi dan hidupnya amburadul atau kacau balau karena mereka tidak mengenal dirinya dan tidak tahu dia diciptakan untuk apa. Di dalam Surat Adz-dzariyaat (51) ayat 56; Allah mengatakan: “Wa maa khalaqtul jinna wal innsa illaa lia’buduun”. artinya; ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Arti kata menyembah disini bisa diartikan beribadah atau mengabdi. Jadi sebenarnya kita diciptakan Allah sekaligus sebagai tujuan hidup kita di dunia ini adalah untuk beribadah atau pengabdian se-mata-mata kepada Allah SWT.

Ibadah atau pengabdian disini dalam artian luas. Jadi bukan saja melaksanakan yang wajib saja seperti sholat, puasa, zakat, dll, tetapi lebih dari itu yaitu semua kegiatan yang kita lakukan hendaknya diarahkan dalam rangka pengabdian atau beribadah se-mata-mata kepada Allah Swt. Dengan mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini, maka kita mulai mengenal diri kita dan selanjutnya kita bisa mengenal Allah lebih dekat. Kalau kita sudah mengenal berarti kita tidak perlu banyak mengeluh tentang keadaan kita, walaupun susah sekalipun atau katakanlah banyak masalah yang terjadi pada diri kita. Pada Surat Al-Balad (90) ayat 4, Allah berfirman : “La qad khalaqnal insaana fii kabad”. artinya :”Sungguh kami telah menciptakan manusia itu untuk diuji dengan  berada dalam susah payah”. Dengan demikian kita makin paham bahwa kita diciptakan oleh Allah di dunia ini dengan penuh masalah, penuh dengan kesulitan, kesusahan, penuh ujian. Jadi dunia ini sebenarnya sebagai tempat ujian bagi manusia, yang nantinya akan ditanya Allah setelah kita kembali kepada-Nya, serta diminta pertanggung-jawaban kita, seperti yang dikatakan Allah di dalam surat Al-Mu’minuun (23) ayat 115 : “Afa hasibtum annamaa khalaqnaakum ‘abatsaw wa annakum ilaina laa turja’uun “.artinya : ” Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menjadikan kamu sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada kami lagi? dan Surat Al-Qiyaamah (75) ayat 36: “Ayahsabul insaanu ayyutraka sudaa”. artinya: Apakah manusia mengira bahwa dia akan di tinggalkan begitu saja (tanpa ia bertanggung-jawab)?”.

Jadi kita hidup di dunia ini diuji dengan serba kesusahan dan pada suatu saat dikembalikan serta akan diminta pertanggung-jawabannya nanti di akhirat. Ujian & kesusahan itu bukan saja menimpa orang miskin tetapi juga orang kaya. Bahkan ujian untuk orang kaya biasanya malah lebih berat, karena biasanya orang kaya sering lupa mensyukuri nikmat Allah. Sebetulnya manusia tidak punya apa-apa. Semuanya milik Allah, cuma manusia sering lupa, se-akan-akan dialah yang punya padahal itu titipan semata dari Allah, yang sewaktu-waktu dapat diambil lagi tanpa permisi. Untuk orang yang beriman, kejadian-kejadian yang berupa kesusahan itu dapat dianggap sebagai ujian, sedangkan bagi orang yang tidak beriman kejadian itu dapat dikatakan sebagai musibah. Coba renungkan kejadian-kejadian tsunami di Aceh, gempa di Bantul DIY, gempa di Jabar, gempa dan banjir di Padang Sumbar, letusan gunung berapi di hampir seluruh wilayah Indonesia, banjir di DKI, banjir di Jateng, banjir di hampir seluruh daerah di Indonesia.

Ada tiga (3) kunci utama agar hidup ini terasa indah dan mudah dijalani, yaitu ; 1) Sabar ; 2) Syukur ; 3) Ikhlas . Ketiga-tiganya sangat mudah diucapkan tetapi sangat sulit & berat sekali untuk diamalkan.

Sabar: jika kita dapat musibah atau kesulitan/kesusahan harus diterima dengan kesabaran. dibalik kesempitan pasti ada jalan keluar, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Sabar itu separo dari iman. Banyak hikmah dibalik kesabaran, sabar itu bisa jadi penolong kita dalam kesulitan, seperti yang disebutkan Allah pada surat Al-Baqarah (2) ayat 153: “Ya ayyuhal ladziina aamanus ta’iinu bish shabri wash shalaati innallaaha ma’ash shaabiriin “. artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar “. berkat kesabaran juga bisa mendatangkan keberuntungan, seperti yang disebutkan Allah pada surat Ali Imran (3) ayat 200: “Yaa ayyuhal ladziina aamanush biruu wa shaabiruu wa raabithuu wat taqullaaha la’allakum tuflihuun “. artinya; Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan teguhkanlah kesabaranmu (dalam menghadapi musuh) dan bersiap siagalah (untuk berperang) dan bertaqwalah kepada Allah, agar kamu beruntung /memperoleh kejayaan”. Rasulullah SAW juga bersabda ; “Kehidupan yang paling baik adalah kehidupan yang di tempuh dengan kesabaran”. (HR Buchori). Allah menyukai orang-orang yang sabar (QS Ali Imran (3); ayat 146. Sabar laksana kepala bagi tubuh, ketika kepala meninggalkan jasad, rusaklah jasad, dan sabar meninggalkan segala hal, rusaklah semuanya (Ali bin Abi Thalib). Ketika dapat musibah, sebaiknya kita ucapkan “Inna lillahi wa inna ilahi rodji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali), hal ini sesuai dengan QS Al-Baqarah (2) ayat 155-157.

Syukur: mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita baik berupa material, kelapangan rezeki, kemudahan urusan dan kesehatan. Sebagai wujud rasa syukur kita seharusnya kita memperbanyak ibadah, berbuat kebaikan, sedekah, dll. Dalam Surat Ibrahim (14) ayat 7, Allah berfirman:  “Wa idza ta-adzdzana rabbukum la in syakartum la aziidannakum wa la in kafartum inna ‘adzaabii la syadiid “. artinya : ” Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memberitahukan, “Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya, sungguh azab-Ku sangat keras”. Allah juga mengaitkan syukur itu dengan zikir, sebagaimana Firmannya pada Surat Al-Baqarah (2) ayat 152: “Fadz kuruunii adzkurkum wasy kuruu lii wa laa takfuruun”, artinya ; “Sebab itu ingatlah Aku niscaya Aku ingat (pula) kepada kamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”. Dan di surat An-Nisa'(4) ayat 147, Allah berjanji: “Maa yaf’alullaahu bi’adzaabikum insyakartum wa aamantum wa kaanallahu syaakiran ‘aliimaa”, artinya; “Allah tidak akan mengazab kalian jika kalian bersyukur dan beriman”. Bahkan Allah akan memberi pahala kepada kaum yang bersyukur (QS Ali Imran (3) ayat 145. Rasulullah Saw bersabda; Orang-orang yang bersyukur adalah seperti orang-orang berpuasa yang bersabar. Dengan mensyukuri nikmat Allah itu, hati kita menjadi tenang dan hidup ini terasa indah.

Ikhlas; sifat ikhlas ini memerlukan pengorbanan diri, berkorban hanya karena Allah semata. Ikhlas menjadikan tujuan hanyalah untuk Allah semata ketika beribadah, bukan untuk mendapat pujian. Ikhlas juga dapat dikatakan, sama amalan seorang hamba antara yang tampak dengan yang ada di batin. Allah juga sangat mencintai orang-orang yang ikhlas sebagaimana kita mencintai saudara kita karena Allah. (HR Muslim) dan sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali apabila amalan itu dilakukan ikhlas karena-Nya. (HR Abu Daud & Nasa’i). Orang yang ikhlas tidak pernah keberatan dengan keberadaan orang lain yang lebih pandai, lebih saleh, lebih baik / bermutu darinya. Meski menurut pandangan manusia ia akan merasa tersaingi dengan keberadaan orang yang melebihi dirinya, namun orang yang ikhlas beramal bukan untuk mencari popularitas. baginya yang terpenting adalah maju bersama demi kepentingan bersama. Untuk dapat mengamalkan ketiga hal tersebut (Sabar, Syukur dan Ikhlas), memang sangat berat, memerlukan kesungguhan, ketaatan dan keseriusan. Ada cara yang mudah untuk bisa memegang teguh ketiga hal itu yaitu dengan lebih dulu membersihkan hati kita setiap saat dengan cara berzikir. Di dalam hati kita atau sanubari kita ada yang namanya Nur-Allah, Nur-Muhammad dan ada juga setan yang suka menggoda kita ke jalan yang sesat. Nah setan ini harus dikikis habis dengan cara berzikir setiap saat. Zikir yang utama membaca; “laa illa ha illallah”, juga dapat zikir dengan mengucapkan istighfar : Astagfirullahi ‘al’azhiim. Biasanya dengan membaca istighfar, maka setan akan lari terbirit-birit, karena setan sangat takut kepada orang bertobat. Ketika hati kita sudah bersih, insyaallah, amalan sabar, syukur dan ikhlas tersebut akan lebih mudah dilaksanakan.

Dengan memegang teguh ketiga hal tersebut diatas, insyaallah hidup ini terasa indah, ringan, tiada beban, hati terasa bersih. Untuk mengetes hati seseorang bersih atau tidak adalah sangat mudah. Jika kita masih suka marah, suka iri, dengki, masih membenci orang lain, suka berbohong, suka menghasut, atau masih melakukan semua perbuatan yang negatif, maka berarti hati kita masih belum bersih. Hanya diri kita sendiri dan Allah yang mengetahui kebersihan hati setiap manusia.

Semarang, 26 Juni 2024

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?