By. Firwan Firdaus
Kata “damai” menurut KBBI adalah tidak bermusuhan. Damai berarti keadaan yang tenang, suasana tanpa kekerasan, tidak ada konflik, adanya harmoni, toleransi, saling memahami, saling menghargai. Untuk ruang lingkup keluarga adanya kasih sayang, saling menyapa, saling memberi, saling berbagi, sehingga membuat suasana menjadi damai dan tenang tanpa gejolak. Banyak cara untuk membangun hidup damai bersama keluarga, misalnya; sesering mungkin bertatap muka bersama keluarga, sholat bersama, makan bersama, weekend bersama, saling bercanda dan tertawa bersama, berkomunikasi intensif, keterbukaan informasi, berbagi cerita, saling menahu keadaan masing-masing individu di keluarga. Saling mencurahkan isi hati, gembira bersama, dapat menciptakan suasana damai terasa di dalam keluarga.
Berdamai dengan lingkungan sekitar rumah kita seperti; tetangga, masyarakat sekitar dan teman-teman membuat kehidupan kita semakin lengkap menuju kehidupan yang harmonis luar dalam. Rasa damai dan aman merupakan nilai yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tercipta tatanan kehidupan yang sehat, harmonis dan dinamis dalam setiap berinteraksi dengan sesama manusia, tanpa adanya tekanan dari pihak-pihak lainnya. Berdamai yang tulus bukan saja dengan otak tetapi juga harus melibatkan hati nurani, sehingga semuanya menjadi plong tanpa tersisa. Kedamaian yang hakiki bakal terwujud jika ada ketenangan batin dan pikiran. Kuncinya adalah adanya keikhlasan tanpa pamrih dalam pergaulan dan menolong orang lain.
Di Zaman serba cepat dan era digital saat ini, damai, berdamai dan kedamaian menjadi sangat penting dan langka. Masih banyak orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan keadaan orang lain. Padahal sikap masa bodoh seperti itu, bukan saja merugikan orang lain, justru juga merugikan dirinya sendiri. Hidup di dunia ini saling ketergantungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Menolong orang lain sebetulnya sama dengan menolong diri sendiri karena dengan menolong orang lain secara otomatis dapat menimbulkan kepuasan dan kedamaian batin serta pikiran. Kehidupan itu mirip permainan sepakbola. Untuk dapat menciptakan goal, semua pemain harus bekerjasama satu sama lain sehingga apapun hasilnya dapat dirasakan bersama. Sama-sama gembira atau sebaliknya sama-sama sedih. Kerberhasilan bersama lebih indah dan nikmat dibandingkan dengan hanya berhasil sendirian saja. Kegagalan bersama juga tidak seberat kegagalan sendirian saja.
Hidup ini hanya sebentar, berikanlah yang terbaik untuk kehidupan kita dan orang lain. Manfaatkanlah waktu yang masih ada untuk berbuat sesuatu yang positif untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Jangan sia-siakan waktu. Waktu yang hilang tidak akan dapat kembali lagi. Waktu itu ibarat pedang, jika pintar menggunakannya mendapatkan manfaat darinya, tetapi jika tidak cerdas menggunakannya maka dapat menusuk diri sendiri. Berlomba-lombalah berbuat kebaikan, fastabiqul khairat, kata ustadz. Jadilah orang yang selalu bermanfaat untuk orang lain. Kehadiran kita hendaknya dapat menyenangkan hati orang lain. Minimal, dalam kehidupan kita se-hari-hari tidak menyusahkan orang lain dan kita semua dapat hidup berdampingan dengan tenteram dalam kedamaian. Salam sehat.
Semarang, 29 Juni 2024.
Hati menjadi damai ketika membaca ulasan tentang damai
Terimakasih pak Firwan
Judul ini ‘Damai’. Inilah hal yang dicari dan diupayakan oleh banyak orang. Tulisan yang sangat bagus, inspiratif dan membuat adem ayem bagi pembacanya.
Termasuk saya, senang membaca tulisan ini. Terima kasih, bapak Firwan.
Alhamdulilah. Terima kasih kunjungannya bu Susiyati. Salam sehat.
Alhamdulillah. Terima kasih bu Silvi. Salam sehat.