By. Firwan Firdaus

Periodesasi kehidupan manusia di dunia ini sebenarnya sangat pendek sekali. Kehidupan dimulai ketika kita dilahirkan, dilanjutkan masa kanak-kanak, masa pra remaja, masa remaja, masa dewasa, masa berkeluarga, masa tua, dan akhirnya meninggal di usia rata-rata 75 tahun. Tanpa terasa, waktu berjalan sangat cepat sekali, rentang waktu 75 tahun sepertinya hanya berjalan sekejab saja. Tidak ada yang menahu takdir proses kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Hanya Allah yang menahu proses kehidupan kita mulai lahir sampai dibesarkan dilingkungan sesuai kehendak Allah. Semua kehidupan manusia sudah tertulis di kitab lauhul mahfuz, seperti yang dikatakan Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat Al-hadid(57) ayat 22: “Semua bencana yang menimpa di bumi dan menimpa dirimu sendiri semuanya telah tertulis dalam kitab lauhul mahfuz”. Takdir setiap orang tidak ada yang sama. Walaupun sudah ada takdir, manusia tetap diwajibkan berikhtiar. Allah Maha Kuasa, takdirpun dapat saja berbelok kearah yang lebih baik jika manusia yang bersangkutan bertaqwa kepada-Nya.

Sungguh beruntunglah orang yang ditakdirkan berada dilingkungan orang yang baik dan di jalan yang lurus. Sebaliknya sungguh celaka orang yang ditakdirkan berada dilingkungan orang yang tidak baik. Masalahnya bagaimana caranya agar kita ditakdirkan dilingkungan orang yang baik dan diredhoi oleh Allah SWT. Selain selalu berikhtiar, berdo’a dan selalu berbuat kebaikan adalah cara terbaik agar kita ditakdirkan berada di lingkungan orang baik dan mendapat petunjuk-Nya. Doa dari kedua orangtua kita sangat menentukan sekali agar Allah menakdirkan kita berada di lingkungan orang yang baik dan Islami. Berbuat baik dalam konteks rajin bersedekah (dalam arti luas, materil dan non materil) dapat menghindarkan diri kita dari musibah. Hakekatnya, musibah itu dapat terjadi karena perbuatan kita sendiri yang mungkin menyimpang dari ketentuan Allah Swt, seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an Surat Asy-syuuraa(42) ayat 30: “Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (kesalahan-kesalahanmu)”.

Kehidupan manusia di dunia ini tidak selalu datar saja. Ibarat gelombang ombak di pantai, kadang ombaknya besar dan kadang ombaknya kecil saja. Pasti selalu ada variasi hidup, ada romantika kehidupan, naik-turunnya kehidupan, ada kurva kehidupan, sedih dan gembira, susah dan senang, sehat dan sakit, bahagia dan kecewa, tersenyum dan cemburut. Selalu berdampingan dan silih berganti antara enak dan tidak enak. Ibarat kurva normal aksi obat, pada dosis normal aksi obat berlangsung normal yaitu kurvanya naik dan ketika aksi obatnya berakhir kurvanya turun. Jika dosis obatnya terlalu rendah, kurvanya berada dibawah normal, maka tidak akan menyembuhkan. Jika dosis obatnya terlalu tinggi maka kurvanya berada diatas normal. Jika terlalu lama berada diatas normal, dapat menyebabkan toksis atau keracunan dan dapat berakibat fatal, misalnya, kerusakan organ tertentu, seperti, ginjal, pancreas dan sebagainya. Roda kehidupan manusia juga seperti kurva aksi obat tersebut, kadang diatas dan kadang dibawah. Kalau terlalu lama berada diatas juga berakibat buruk. Saat jatuh, langsung menukik, terasa sangat sakit sekali dan tidak nyaman. Kehidupan yang nyaman adalah saat kita selalu mensyukuri nikmat-Nya, baik ketika saat berada diatas maupun saat berada dibawah.

Roda kehidupan berputar terus menerus sesuai kehendak Allah Swt. Manusia dalam hidupnya di dunia dan kematiannya nanti, semuanya berjalan sesuai ketentuan Allah. Demikian juga semua makhluk hidup lainnya yang ada di alam dunia, semuanya berlangsung atas kehendak dan kekuasaan Allah Swt. Pernahkah kita merenung sejenak, bahwa hidup di dunia ini sebenarnya untuk apa? Allah Swt mengatakan dalam Al-Qur’an Surat Adz-dzariyaat(51) ayat 56 bahwa: “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Artinya Kita diciptakan Allah agar kita beribadah kepada-Nya. Beribadah dalam arti yang sangat luas yaitu, semua kegiatan manusia seharusnya diniatkan dalam rangka beribadah kepada Allah Swt semata. Bahkan setiap tarikan nafas kita harus berbunyi niat beribadah kepada-Nya. Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau belaka, sedangkan negeri akhirat itu sungguh lebih baik untuk orang yang bertaqwa, maka apakah kamu tidak memahaminya?[QS.Al-An’aam(6):32]. Banyak sekali manusia yang tergoda dengan gemerlapnya dunia dan lupa bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara. Sihir dunia sangat kuat menggoda manusia sehingga banyak yang tidak tahan untuk tetap mencicipinya padahal akhirat itulah tujuan hidup yang sebenarnya.

Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, lalu Allah memberikan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya. Barangsiapa mendapatkan cahaya itu, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa luput daripadanya, maka ia telah sesat (HR.Ahmad). Biasanya, orang yang mendapat cahaya dari Allah Swt, terlihat dari perilakunya yang selalu baik, suka menolong orang lain, rajin beribadah dan bersedeqah, mukanya yang bersinar terang, senyumannya yang tulus dan enak dipandang. Waktu berjalan terus sangat cepat, tanpa harus minta izin kepada siapapun. Mumpung masih diberi kesempatan bernafas, jangan sia-siakan waktu. Waktu adalah pedang. Jika benar menggunakannya. maka semakin panjang hidup semakin bermakna, jika sebaliknya, maka kehidupan semakin sirna (Imam Robandi, 2015). Semoga kita termasuk orang yang pintar menggunakan waktu, selalu berada dijalan yang lurus dan mendapatkan petunjuk serta cahaya-Nya, sehingga pada akhirnya mendapat derajat orang yang bertaqwa. Salam sehat dan semangat.

Semarang, 10 Juli 2024.

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?