By. Firwan Firdaus
Kata-kata mendidik dan mengajar sangat popular sekali di sektor dunia pendidikan, khususnya dikalangan guru dan dosen. Sekilas kata mendidik hampir sama dengan mengajar. Menurut KBBI mendidik adalah memelihara, dan memberi latihan sedangkan mengajar adalah memberi pelajaran. Kadang-kadang ada kerancuan makna berpikir di kalangan masyarakat bahwa mendidik disamakan dengan mengajar. Mendidik tidak sama dengan mengajar. Mendidik sebenarnya mempunyai makna yang lebih dalam dibandingkan dengan hanya sekedar mengajar.
Mengajar hanya sekedar mentransfer ilmu ke orang lain, ilmu pengetahuan masuk ke otak tanpa melibatkan hati nurani dan berhenti hanya sampai di otak saja. Sedangkan mendidik, ilmu yang sampai di otak, di olah lebih lanjut di hati sanubari seseorang sehingga ilmu tadi di kembalikan lagi ke otak sudah dalam bentuk yang lebih manusiawi, sehingga muncullah sifat-sifat positif, seperti, perilaku yang baik, ikhlas menolong orang lain, sabar, jujur, disiplin, suka bersedekah, beramal, dan sifat positif lainnya.
Oleh karena itu, sering kita dengar, seseorang yang bergelar sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2 dan S3), bahkan ada juga yang sudah Profesor, tetapi perilakunya jahat, kejam, penipu, maling, koruptor dan tidak manusiawi. Boleh disimpulkan bahwa orang seperti itu baru sampai pada tahap pengajaran dan belum sampai pada tahap pendidikan. Sebaliknya, ada seseorang yang tingkat pendidikannya tidak terlalu tinggi, tetapi justru perilakunya baik, sopan, rajin beribadah, sholatnya khusuk, suka bersedekah, suka menolong orang lain. Nah ini berarti ilmu yang didapatnya yang masuk ke otak meresap sampai ke sanubari hati nuraninya. Dapat disimpulkan bahwa orang ini sudah mendapatkan pendidikan bukan sekedar pengajaran.
Untuk dapat berhasil mendidik seseorang, harus ada contoh yang baik. Guru harus menjadi contoh yang baik untuk murid-muridnya. Orang tua harus menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik untuk bawahannya. Tokoh Masyarakat harus menjadi contoh yang baik untuk masyarakat disekitarnya. Mungkin kita perlu mengingat kembali semboyan Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tulodo (di depan memberikan teladan), Ing Madya Mangun Karsa (ditengah membangun motivasi) dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan semangat).
Pola dan proses Pendidikan anak-anak sejak dini seperti, PAUD, TK dan SD sangat menentukan kualitas masa depan sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas sangat berpengaruh langsung terhadap kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Indikator keberhasilan proses pendidikan SDM dapat dilihat dari perilaku yang positif seperti, kedisiplinan, kejujuran, kesabaran, rasa empati, saling tolong menolong, budaya antri yang tertib, toleransi, kerjasama yang baik, dan rata-rata tingkat pendidikan yang memadai.
Semoga bapak-Ibu berhasil melaksanakan proses pendidikan anak-anaknya dengan baik dan benar. Selamat bertugas. Salam sehat.
Semarang, 22 Agustus 2024.
terimakasih pencerahannya pak Firwan Firdaus
Alhamdulillah. Terima kasih bu Nuraini. Salam sehat.
jadi menahu saya Ayah, terima kasih Ayah FIfi
Alhamdulillah. Terima kasih bu Izzuki. Salam sehat.
Terimakasih pak Firwan, telah memberikan inspirasi tentang mendidik yang penuh makna
Alhamdulillah. Terima kasih bu Silvi. Salam sehat.
Cara ampuh dan efektif dalam mendidik adalah keteladanan disertai kesabaran.
Alhamdulillah, terima kasih Ustadz Abu Nawas. Mantaap tausiyahnya. Salam sehat.