By. Firwan Firdaus
Di Bulan Ramadhan mayoritas umat islam melaksanakan puasa karena berpuasa di bulan Ramadhan adalah perintah Allah Swt yang wajib dilaksanakan oleh semua umat muslim sebagaimana firman Allah Swt: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS/Al.Baqarah/2: 183). Tujuan akhir berpuasa adalah menjadi orang yang bertaqwa. Tagwa berarti kesadaran dan ketaatan kepada Allah serta menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Untuk mencapai derajat taqwa tersebut tidaklah mudah. Dalam kenyataan sehari-hari, ada dua tipe orang berpuasa yaitu: Pertama; Puasa yang penuh rasa dan yang kedua; Puasa yang tanpa rasa atau tawar. Kedua tipe puasa tersebut sangat berbeda jauh pengamalannya, hasil akhir dan manfaatnya. Puasa dengan penuh rasa adalah mempuasakan semua organ tubuh sedangkan puasa tawar atau tanpa rasa, hanya mempuasakan sebagian kecil organ tubuh saja.
Puasa yang benar seharusnya dilaksanakan harus benar-benar bersih dari hal-hal yang membatalkan puasa. Berpuasa bukan sekedar menahan lapar dan haus saja tetapi juga mempuasakan semua semua organ tubuh dari semua yang dilarang Allah Swt. Otak atau pikiran harus berpuasa dari pikran yang negatif. Hati harus berpuasa dari penyakit hati yang dapat membatalkan puasa seperti; suka menyakitkan hati orang lain, iri, dengki, suka marah, sifat sombong, tidak jujur, munafik dan sebagainya. Mulut harus berpuasa dari perkataan yang kotor, suka berdusta dan bergunjing. Mata harus berpuasa dari melihat dan menonton hal-hal yang bersifat pornografi. Telinga harus berpuasa dari mendengar perkataan yang kotor. Pada prinsipnya otak atau pikiran, hati nurani dan semua panca Indera harus semuanya ikut berpuasa. Puasa yang seperti itulah yang dimaksud sebagai puasa yang penuh rasa, sedangkan puasa yang hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja disebut puasa yang tawar atau tanpa rasa.
Puasa yang penuh rasa dapat mengubah kepribadian, sikap dan perilaku menjadi yang lebih baik. Indikatornya tercermin pada perilaku sehari-hari seperti; beribadah dengan sungguh-sungguh, mempunyai rasa takut yang tinggi kepada Allah Swt, selalu berbuat kebaikan, jujur, mudah menolong orang lain yang sedang kesulitan, mempunyai rasa empati yang tinggi, selalu bersedeqah, dan berperilaku positif lainnya. Di dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali godaan terhadap orang yang berpuasa, khususnya di bulan Ramadhan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:”Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath-Thobrani). Puasa yang hanya mendapat rasa lapar dan dahaga saja inilah yang disebut puasa tawar atau tanpa rasa. Puasa tawar tidak dapat merubah kepribadian manusia untuk menjadi yang lebih baik bahkan puasa yang tawar dapat dengan mudah tergelincir melakukan perbuatan negatif yang dapat membatalkan puasanya dan sekaligus mendapatkan dosa yang tiada tara.
Godaan setan terhadap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan memang sangat berat. Setan menggoda manusia dengan berbagai cara. Salah satu cara setan menggoda manusia yaitu membuat manusia selalu malas beribadah, inginnya tidur berlama-lama dan malas berbuat kebaikan lainnya. Godaan setan lainnya adalah di saat berpuasa, semua makanan yang terlihat se-akan-akan sangat enak semuanya sehingga semua makanan ingin dibeli, padahal setelah berbuka makanan tersebut tidak termakan sama sekali dan terasa tidak seenak yang dibayangkan semula sehingga menjadi mubazir. Godaan yang paling berat di saat puasa adalah gairah seks yang meninggi. Melihat wanita cantik menimbulkan birahi yang memuncak. Jika tidak waspada, godaan tersebut akan semakin besar. Perlu kesadaran dan keimanan yang sangat tinggi untuk meredam segala macam godaan khususnya godaan terhadap wanita.
Puasa yang penuh rasa mempunyai ciri khas, ada rasa takut dan rasa malu kepada Allah Swt. Rasa takut ini berkaitan dengan ketakutan berbuat dosa karena Allah Swt Maha Mengetahui dan Maha Melihat terhadap semua yang kita kerjakan. Rasa malu kepada Allah Swt karena semua yang ada pada diri kita adalah anugerah dari Allah Swt, semuanya milik Allah Swt. Rasanya sangat malu jika tidak berterima kasih kepada Allah Swt. Tanda terima kasih tersebut harus ditunjukkan dengan mematuhi semua perintahnya dan menghindari semua larangannya. Puasa yang penuh rasa semakin sempurna jika kita dapat mengamalkan semua kebaikan di saat bulan Ramadhan seperti, mengikuti sholat wajib dan sholat tarawih berjamaah, membaca Al-Qur’an, bersedeqah, membayar zakat mal dan zakat fitrah, serta kebaikan lainnya.
Puasa dengan penuh rasa juga dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa pada saat tubuh kita sedang berpuasa akan mengalami proses regenerasi seluler yang disebut Autophagy yaitu suatu proses penggantian sel-sel tubuh. Tubuh kita membuang sel-sel tubuh yang sudah mati, menjadi sampah yang tidak berguna. Pada saat puasa, sel-sel yang normal memakan sel-sel yang mati, sehingga tubuh terbebas dari sampah sel dan tubuh menjadi sehat serta segar kembali. Proses regenerasi sel tersebut juga berlangsung pada saat tidur malam hari diantara jam 23.00 tengah malam sampai dengan jam 01.00 dinihari, oleh karena itu para ahli kesehatan menganjurkan untuk tidur diantara jam-jam tersebut. Pakaian tidur harus selalu diganti karena sel-sel yang sudah mati melekat di pakaian dapat menimbulkan bau dan sebahagian sel-sel yang sudah mati juga berjatuhan di sprey tempat tidur sehingga alas tempat tidur juga harus selalu dibersihkan setiap hari agar tidak menimbulkan bau. Manfaat dari proses autophagy sangat banyak, antara lain; menjaga kesehatan tubuh tetap prima, meningkatkan umur panjang, meningkatkan imunitas tubuh, menurunkan resiko kanker, menurunkan resiko penyakit neurodegeneratif, meningkatkan fungsi otak, meningkatkan kesehatan jantung, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan proses pembentukan energy, dan sebagainya. Jika fisik sehat maka biasanya secara mental juga akan lebih sehat. Semoga kita dapat melaksanakan puasa ramadhan dengan penuh rasa, sehat fisik dan mental serta mencapai derajat taqwa yang dirindukan. Salam sehat.
Semarang, 20 Maret 2025