By. Firwan Firdaus

Mempunyai rasa takut dapat berarti multi tafsir. Ada yang merasa takut melihat bandit, preman atau penjahat yang bekeliaran di jalanan. Ada yang merasa takut kepada hewan atau binatang tertentu. Ada juga yang merasa takut dengan kedalaman atau ketinggian. Ada juga rasa takut melihat kekerasan atau kesadisan perbuatan seseorang. Rasa takut yang dimaksud di tulisan ini adalah rasa takut berdosa kepada Allah Swt. Rasa takut berdosa kepada Allah Swt sangat penting dimiliki oleh semua umat Islam yang beriman. Dengan adanya rasa takut kepada Allah Swt inilah manusia terhindar dari berbuat dosa dan sekaligus akan selalu berbuat kebaikan. Untuk memiliki rasa takut kepada Allah Swt tentu tidaklah mudah karena godaan setan sangat besar sekali terhadap tingkah laku manusia. Setan ada dimana-mana dan selalu menggoda manusia untuk selalu melanggar ketentuan Allah Swt seperti; berbuat maksiat, berzina, melakukan korupsi, berdusta, dan perbuatan lainnya yang bertentangan dengan perintah Allah Swt.

Kenyataan sehari-hari, banyak sekali peristiwa yang membuat kita terkejut dan terpana karena sering sekali terjadi peristiwa yang agak aneh, misalnya; ada seseorang yang dianggap alim dan ulama tetapi perbuatannya sehari-hari bermain maksiat dengan perempuan. Ada seseorang yang berpendidikan tinggi dan mempunyai kedudukan terhormat tetapi ternyata suka bermain maksiat dengan perempuan dan sekaligus koruptor. Ada guru mengaji yang memperkosa murid perempuannya. Ada ustadz di pesantren yang memperkosa santiwatinya. Banyak sekali peristiwa contoh nyata yang terjadi di dunia ini yang sangat bertentangan dengan logika berpikir yang waras. Ini membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah Swt walaupun kelihatannya mereka mengerti dan paham peraturan agama. Godaan setan memang dapat menimpa siapa saja. Semakin alim seseorang justru godaannya semakin kuat. Iman seseorang memang dapat naik dan turun, tergantung kekuatan batin manusia tersebut menghadapi godaan dunia yang serba mewah.

Keimanan seseorang ternyata selalu diuji dengan berbagai cara. Setan menggoda semua manusia tanpa melihat tingkatan pendidikan, agama, jabatan atau apapun profesinya. Untuk mengatasi godaan setan tersebut harus dipupuk sedini mungkin rasa takut yang besar kepada Allah Swt. Rasa takut kepada Allah Swt ini harus selalu konsisten tanpa lengah sedikitpun. Dalam Islam, rasa takut (khauf) adalah perasaan yang sangat takut kepada Allah Swt dan kepada hal-hal yang tidak baik menurut ketentuan Allah Swt. Rasa takut tersebut adalah bagian dari iman yang sesungguhnya dan membantu manusia menjadi lebih baik. Di dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya. Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar beriman” {QS. Ali Imran (3):175}. Rasa takut kepada Allah Swt merupakan salah satu ciri orang yang bertaqwa dan sekaligus dapat menghindar dari marabahaya.

Kehidupan di dunia ini memang penuh misteri. Banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi mendadak tanpa terpikir sebelumnya. Seseorang yang tadinya disangka baik, kenyataannya terjadi hal yang sebaliknya, dan seseorang yang kelihatannya jahat, eh malah banyak berbuat kenbaikan dan yang lebih runyam lagi kadang peristiwa kejahatan itu terjadi di saat masa menjelang tuanya, yang semestinya harus lebih banyak beribadah kepada-Nya. Banyak sekali keluarga yang menjadi korban kehancuran rumah tangga, yang telah dibina bertahun-tahun akibat perbuatan suami atau isteri yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah Swt. Orang baik terkadang mudah tertipu dengan sesuatu yang kelihatannya baik di depan mata, padahal dibalik semua itu ada kejahatan yang akan menimpanya. Selain factor internal didalam diri manusia itu sendiri, maka factor eksternal yaitu lingkungan kehidupannya menjadi factor yang sangat menentukan arah menuju rasa takut kepada Allah Swt. Kadang romantika kehidupan di dunia ini seperti sinetron FTV yang ceritanya bercampur aduk antara tangis, sedih, gembira dan bahagia. Pemain sinetronnya harus pandai-pandai memainkan perannya agar tidak melenceng dari skenario. Begitu juga kehidupan yang nyata, manusia harus pandai-pandai memainkan peran sebagai makhluk Allah Swt. Makhluk yang harus patuh kepada perintah-Nya dan harus dapat menhindar dari semua larangannya.

Rasa takut kepada Allah Swt menjadi kata kunci untuk keberhasilan hidup di dunia dan sebagai bekal hidup di akhirat kelak. Kata kunci ini harus diraih dengan usaha yang sangat keras dan konsisten. Konsistensi menjadi kata kunci untuk tetap dapat meraih cita-cita mulia, sukses di dunia dan mulia di akhirat. Faktor keutuhan kepribadian internal dan factor lingkungan eksternal menjadi variabel penentu untuk keberlanjutan selalu konsisten mempunyai rasa takut kepada Allah Swt, sehingga kehidupannya menjadi manusia yang selalu dapat berbuat kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain. Kehidupan di dunia ini akan selalu dipenuhi masalah, musibah dan cobaan. Bagi orang yang beriman, musibah dapat diterima sebagai ujian kesabaran dari Allah Swt, sedangkan bagi orang yang tidak beriman, musibah dapat berarti siksaan dari Allah Swt. Melaksanakan Agama dan Etika dengan baik, menjadi  benteng utama untuk menuju kebaikan. Mensyukuri nikmat yang diberikan Allah Swt menjadi menjadi kata kunci terakhir untuk tetap dijalan yang lurus. Semoga kita semuanya termasuk manusia yang mendapat anugerah dan hidayah dari Allah Swt agar selalu patuh pada perintahnya dan dapat menghindar dari semua larangannya serta mendapat kesabaran, keiklasan dalam menerima ujian dari Allah Swt. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Semarang, 14 April 2025.

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?