By. Firwan Firdaus

Otak tempat kita berpikir memerlukan manajemen dan strategi untuk dapat berpikir normal dan berkualitas dengan menghasilkan pokok pikiran yang brylian. Menata pikiran tidak semudah yang kita bayangkan karena kadang emosi kita ikut campur menggoda otak sehingga pikiran jauh melenceng kearah yang kurang baik. Banyak sekali variabel pengganggu pikiran. Variabel ini dapat bersifat positif maupun negative. Masalah kehidupan sehari-hari baik internal dan eksternal memicu pikiran untuk mempertimbangkan dan sekaligus memutuskan tindakan yang harus diambil oleh pikiran kita. Tindakan yang diambil tergantung sejauhmana pikiran bebas dari pengaruh negative. Jika pengaruh positif lebih besar maka keputusan yang diambil lebih menyenangkan atau menyejukkan atau bermanfaat untuk banyak orang. Sebaliknya jika pengaruh negative sangat dominan maka keputusan yang diambil dapat meresahkan orang lain atau tidak bermanfaat untuk orang lain. Ada pula istilah pikiran berkecamuk yang berarti adanya kekacauan pikiran atau pertempuran alternatif pemikiran sehingga menimbulkan keraguan dalam mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena banyak sekali pengaruh dari internal dan eksternal.

Pikiran itu memang harus dikelola dengan baik agar keputusan yang keluar nantinya benar-benar merupakan hasil proses pemikiran yang matang. Strategi pengelolaan pikiran dapat dengan cara mengendapkan masalah yang masuk ke otak, ditranfer dulu ke dalam hati nurani yang terdalam. Disana diolah dulu dengan matang kemudian setelah bersih dari pengaruh luar, baru ditransfer lagi ke otak untuk dipikirkan lagi sebagai suatu keputusan final. Banyak orang pintar dan bertitel tinggi tetapi perilakunya tidak baik karena ilmu/informasi yang masuk hanya berhenti di otak saja sehingga  tidak ada pertimbangan baik buruk berdasarkan hati nurani. Sebaliknya ada orang yang pendidikannya hanya rendah saja, katakanlah hanya sampai SLTA saja tetapi perilakunya sangat baik. Itu berarti informasi yang sampai diotaknya sudah diteruskan ke dalam hati nuraninya, diolah disana dan keluarlah informasi yang baik berdasarkan hati nurani yang suci.

Kadangkala kita juga sering membayangkan yang sulit-sulit sehingga yang terjadi benar-benar sulit. Rasa sulit itu bahkan dapat meruntuhkan semangat hidup, semangat bekerja dan semangat beraktivitas. Padahal semangat itu penting sekali untuk pengembangkan diri pribadi lebih lanjut. Seharusnya jangan membayangkan yang sulit-sulit. Semua masalah atau informasi yang masuk selalu harus diolah dulu dengan hati nurani, agar tidak terjebak dengan asumsi yang dangkal dan tidak terarah. Informasi yang masuk yang sudah diolah di hati nurani membuat manusia lebih mantap dalam melangkah, apalagi jika ditunjang dengan sifat kesabaran yang tinggi dan banyak mengingat Allah serta selalu berdoa kepada-Nya. Jika sudah melalui cara tersebut maka apapun yang terjadi harus tetap bersyukur walaupun terjadi hal yang kurang berkenan dihati, karena semua yang terjadi sudah menjadi ranahnya Allah Yang Maha Pencipta. Biasanya selalu ada hikmah dibalik ketentuan Allah tersebut. Manusia biasanya baru menahu hikmahnya setelah berjalannya waktu sekian lama.

Manusia mempunyai dua otak yaitu; otak kiri dan otak kanan. Kedua otak tersebut berbeda fungsi. Otak kiri berfungsi logika yang mengolah informasi yang bersifat keilmuan, mengolah data-data logika. Otak kanan mengolah informasi yang bersifat kesenian, mengolah data yang bersifat seni. Kedua otak tersebut dalam perkembangannya harus berfungsi seimbang agar tidak terjadi ketimpangan fungsi yang berpengaruh terhadap karakter manusianya. Kedua otak tersebut juga tidak perlu dipertentangan karena dapat menimbulkan keraguan dan kebimbangan dalam mengambil keputusan. Untuk menyeimbangkan kedua fungsi otak tersebut perlu selalu melatihnya secara seimbang. Selain berpikir logika, manusia juga harus melatih bakat seni yang dimiiki sepertil bernyanyi, menari, menggambar atau seni-seni lainnya sesuai bakat yang diminati.

Manusia yang berpikir hanya menggunakan otak kiri saja akan terjebak pada situasi kefrustrasian dan kebingungan dalam memaknai hidup, sehingga banyak orang yang cerdas secara keilmuan tetapi akhirnya memilih bunuh diri karena terlalu mengandalkan logika yang tidak ada ujungnya.. Pada hakekatnya kemampuan berpikir manusia sangat terbatas. Tidak ada manusia yang sempurna, hanyalah Allah sajalah yang sempurna. Manusia yang terlalu mengandalkan otak kanan saja juga akan menimbulkan kefrustrasian, bahkan dapat menjadi gila karena manusia memang punya keterbatasan dalam segala hal. Kemampuan kedua otak kiri dan kanan sangat terbatas. Agar manusia dapat hidup tenang dan bahagia harus dibarengi dengan kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kesabaran dan kesadaran yang tinggi tentang hakekat hidup berdasarkan agama. Manusia boleh berencana tetapi Allah Swt jugalah yang dapat menentukan.

Kemampuan berpikir seimbang antara otak kiri dan kanan dapat mengurangi kerancuan berpikir atau dapat menghilangkan keraguan serta dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Apalagi jika ditunjang dengan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional maka semakin bagus dan bermakna keputusan yang diambil. Model pengelolaan pikiran yang komplit menyangkut beberapa hal yaitu; keseimbangan penggunaan otak kiri dan otak kanan, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kesadaran berbagi segala hal, baik ilmu maupun materi serta kesadaran yang absolut tentang adanya Allah Yang Maha Kuasa. Mungkin tidak banyak orang yang mampu mengelola pikiran sekomplit itu, tetapi minimal kita mampu mendekatinya dan selalu berusaha mengelola pikiran kearah model seperti itu. Karakter seseorang sangat ditentukan oleh pengelolaan pikiran tersebut. Semoga kita semua mampu mengelola pikiran dengan baik dan selalu mendapat hidayah dan petunjuk dari-Nya. Aamiin. Salam sehat.

Semarang, 19 Juni 2025

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?