By. Firwan Firdaus

Kehidupan di dunia ini penuh dengan warna warni. Ada yang bahagia, senang, gembira, ceria, sebaliknya ada juga yang sedih, susah, menangis, meratap, cemas dan sebagainya. Gaya hidup yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai kecemasan terus menerus. Kecemasan dapat menjalar ke segala pola hidup yang tidak dilandasi kekuatan spiritualitas yang mumpuni. Banyak manusia merasa cemas setiap akan melakukan pekerjaan tertentu atau melakukan usaha bisnis tertentu atau melakukan sesuatu yang baru. Mahasiswa dan pelajar cemas menghadapi ujian pelajarannya. Pebisnis cemas atas kelangsungan usaha bisnisnya. Pelamar kerja cemas atas hasil akhir lamarannya. Pekerja kantor cemas atas kinerjanya. Banyak orang yang menderita karena cemas dengan penyakit yang dideritanya. Jika dirinci satu per-satu, sangat banyak sekali kecemasan diberbagai pekerjaan karena semua pekerjaan selalu mengandung resiko. Semakin besar resiko yang dihadapi, maka semakin besar juga tingkat kecemasannya. Rasa cemas tersebut sebenarnya adalah sesuatu yang wajar terjadi pada setiap diri manusia karena manusia tidak akan pernah menahu apa yang akan terjadi sedetik kemudian. Hanya Allah Swt sajalah yang mengetahui dengan pasti kejadian di masa depan, tetapi manusia wajib berusaha dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan di masa depan.

Persoalannya, bagaimana mengatasi kecemasan? Suatu cara yang terbaik mengatasi kecemasan adalah dengan cara berdamai dengan kecemasan itu sendiri karena kecemasan tersebut selalu datang tanpa permisi dan tanpa kita sadari. Belajar bersahabat dengan kecemasan membuat hati dan pikiran menjadi lebih tenang serta mental kita semakin buat menerima keadaan apapun yang akan terjadi. Untuk pertama kali mungkin tidak mudah bersahabat dengan kecemasan, tetapi dengan kesabaran dan membiasakan diri menerima keadaan maka segala sesuatu akan berjalan normal tanpa menimbulkan gejolak di dalam diri pribadi. Kecemasan yang muncul tidak akan sampai mempengaruhi dan mengganggu kejiwaan kita segala keseluruhan. Kunci utamanya adalah kita harus dapat mengelola hati, pikiran dan mental secara baik dengan dilandasi kekuatan spiritual yang baik, konsisten dan berkelanjutan. Kecemasan akan dengan mudah ditaklukkan dengan hati yang selalu tenang, otak yang terjaga dengan selalu berpikir positif dan kekuatan spiritualitas mental yang tahan banting serta kesabaran yang tanpa ujung.

Kecemasan selalu muncul disaat kita ragu dan bimbang dalam memutuskan atau memilih sesuatu, terutama memilih sesuatu yang sangat penting dan menyangkut kehidupan pribadi jangka panjang seperti; melanjutkan sekolah, memilih karir, memilih calon isteri atau calon suami, membeli rumah, membeli mobil, dan sebagainya. Kecemasan akan semakin meningkat disaat waktunya sudah sangat pendek dan harus membuat keputusan dalam waktu singkat. Menenangkan diri, bersabar dan sudah melakukan usaha semaksimal mungkin serta berserah diri kepada Yang Maha Pencipta Allah Swt, maka apapun yang terjadi adalah takdir dari Allah Swt. Jika yang terjadi hal yang baik maka bersyukurlah, dan jika yang terjadi hal mengecewakan maka bersabarlah. Biasanya selalu ada hikmah dibalik kesulitan yang terjadi. Allah Swt sudah mengatakan bahwa dibalik kesulitan selalu ada kemudahan [QS. Al-Insyirah (94): 5-6]. Hikmah tersebut terkadang baru diketahui setelah berjalannya waktu. Harus diyakini bahwa Allah Swt akan selalu memberikan yang terbaik untuk diri kita. Allah Swt selalu menguji setiap manusia, semakin kuat ibadahnya semakin banyak juga ujiannya. Ujian itu ibarat sebagai sarana untuk meningkatkan derajat keimanan setiap manusia.

Kecemasan sebenarnya bagian dari ujian yang diberikan Allah Swt kepada setiap manusia. Manusia yang kuat ibadahnya pasti melewati kecemasan dengan sangat mudah. Kecemasan itu ibarat jembatan untuk menuju keberhasilan selanjutnya. Jika jembatannya kuat maka keberhasilan akan sangat mudah diraih. Menerima kecemasan dengan hati yang lapang dada, menjadikan mental kita semakin kuat untuk menghadapinya. Jangan melawan kecemasan dengan kesombongan, karena justru akan berakibat fatal terhadap mental kita, jika terjadi hal yang tidak diinginkanl. Melawan kecemasan sama saja dengan memunculkan masalah baru yang mungkin dapat menyulitkan diri sendiri secara mental dan fisik. Berdamai dan bersahabat serta membiasakan diri menghadapi kecemasan, membuat diri lebih mudah beradaptasi dengan kondisi apapun yang terjadi. Manusia yang mudah menerima perubahan apapun dengan hati yang ikhlas, secara mental dan fisik akan lebih sehat dan berbahagia. Untuk dapat mencapai suatu titik dapat menerima kecemasan secara Ikhlas, memang perlu jam terbang pengalaman hidup yang banyak dan bervariatif.

Pada dasarnya semua pekerjaan menimbulkan kecemasan, hanya kualitas dan kuantitas kecemasannya saja yang berbeda. Untuk mengurangi munculnya berbagai kecemasan, mungkin perlu dibantu dengan banyak melakukan relaksasi seperti; beristirahat di tempat yang menyenangkan, menghibur diri dengan bernyanyi, berwisata ke tempat yang sejuk, bercengkerama dengan keluarga, berolahraga, mengembangkan hobby yang diminati, mengobrol dengan sahabat, tertawa dan bergembira bersama teman atau kerabat terdekat, menghindari pekerjaan yang beresiko sangat tinggi, mengurangi pekerjaan yang menimbulkan stress mental yang berlebihan, usahakan jangan mempunyai hutang kepada pihak manapun, hindari berkonflik dengan siapapun, dan sebagainya. Mengelola masalah kehidupan dengan cara rasional, seksama, teliti, gigih, sabar, rajin, dan banyak berdo’a, juga dapat mengurangi rasa kecemasan yang berlebihan. Belajar dari kesalahan yang pernah dialami, juga dapat mengurangi kecemasan. Semoga kita semua dapat mengelola kecemasan dengan cara yang terbaik sesuai dengan kemampuan diri kita masing-masing. Salam sehat.

Semarang, 30 Agustus 2025.

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?